RENDAHNYA HASRAT MEMBACA DAN MENULIS
Oleh: Mila Setianingsih
Keterampilan berbahasa sangat
penting bagi semua orang, khususnya para pelajar. Karena dengan menguasai
keterampilan berbahasa siswa akan sangat mudah menyerap atau memahami materi
yang diajarkan oleh guru. Keterampilan berbahasa ada empat yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan
menulis. Ke-empat keterampilan berbahasa memiliki peranan yang sangat penting
untuk kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru. Keterampilan membaca
sangat berpengaruh dalam proses kegiatan belajar mengajar, apabila siswa tidak
bisa membaca akan mempersulit untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Keterampilan ini juga akan berpengaruh pada keterampilan yang lain yaitu
keterampilan menulis. Siswa yang mampu membaca akan mampu menulis, karena
membaca banyak manfaatnya, seperti menambah kosa kata. Ketika pembelajaran
puisi maka kosa kata yang dimiliki akan berguna untuk membuat puisi dengan
baik.
Proses belajar membaca-menulis
merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang menentukan terjadi atau tidaknya
belajar. Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi
belajar. Masalah internal merupakan masalah yang timbul dari dalam diri siswa
atau faktor-faktor internal yang ditimbulkan ketidakberesan siswa dalam
belajar. Masalah internal dalam proses pembelajaran membaca-menulis antara
lain:
Kesehatan atau kondisi fisik yang
kurang mendukung akan berpengaruh terhadap minat siswa untuk belajar karena
siswa tidak bisa fokus terhadap materi pembelajaran melainkan memikirkan
kondisi yang sedang ia alami. Hal ini akan menghambat proses untuk memahami isi
materi. Kondisi fisik tidak hanya sakit melainkan cacat dibagian tubuh juga
dapat mengakibatkan gangguan pada proses belajar. Misalnya, terdapat cacat pada
tangan maka untuk kegiatan menulis juga akan merasa terbebani, siswa tersebut
tidak akan bisa mencatat apa yang dijelaskan oleh gurunya.
Konsentrasi
merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Siswa yang
kesehatannya terganggu konsentrasinya juga akan terganggu, tetapi bukan hanya
itu saja
ketika guru sedang masuk konsentrasi siswa belum terbentuk sebab perhatian
siswa masih terpecah-pecah dengan berbagai masalah. Sehingga guru
perlu melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan memperhatikan waktu belajar
serta selingan istirahat
atau memberikan motivasi kepada siswa.
Motivasi merupakan kekuatan
mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar sangat
berpengaruh pada aktifitas belajar, bila motivasi tersebut melemah mutu hasil
belajar akan menjadi rendah. Sehingga siswa yang motivasi untuk membaca rendah
maka taraf untuk menjadi penulis yang handal juga akan mengalami kesulitan. Bila
seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar
akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam aktivitas belajar, seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit
sekali melakukan aktifitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki
motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu di
latarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang
dipelajari sekarang akan di butuhkan dan sangat berguna untuk sekarang dan di
masa mendatang.
Apabila motivasi intrinsik tidak tumbuh dalam
diri siswa atau hanya sekadar memiliki namun hanya beberapa porsentase saja maka
motivasi tersebut tidak hanya terpaku pada motivasi intrinsik saja melainkan
juga motivasi ekstrinsik. Peran guru sebagai motivasi ekstrinsik sangat
diperlukan ketika menghadapi siswa yang mempunyai karakter pemalas. Sehingga
minat untuk belajar siswa itu tumbuh setelah mendapatkan motivasi ekstrinsik.
Minat merupakan kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk sesuatu. Minat dalam
kegiatan membaca-menulis harus ditanamkan agar siswa mampu memperoleh
pengetahuan sebanyak-banyaknya juga merasakan manfaat pembelajaran
membaca-menulis. Karena pada saat ini budaya untuk membaca dikalangan pelajar
atau mahasiswa sangat rendah dengan berbagai alasan. Teknologi semakin cangkih
maka sikap malas untuk melakukan kegiatan lain itu akan muncul. Hal itu akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Sikap siswa terhadap pembelajaran
merupakan kemampuan memberikan penilaian tenyang sesuatu, yang membawa diri
sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu memberikan sikap
menerima, menolak atau mengabaikannya begitu saja. Selama melakukan proses
pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil dari pembelajaran tersebut.
Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan membawa kepada sikap yang
salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap siswa ini akan mempengaruhinya
terhadap tindakana belajar. Sikap yang salah akan membawa siswa mersa tidak
peduli dengan belajar lagi. Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang
kondusif. Tentunya hal ini akan sangat menghambat proses belajar. Sikap siswa
terhadap belajar akan menentukan proses belajar itu sendiri. Ketika siswa sudah
tidak pesuli terhadap belajar maka upaya pembelajaran yang dilakaukan akan
sia-sia. Maka siswa sebaiknya mempertimbangkan masak-masak akibat sikap
terhadap belajar.
Ingatan atau memori sangat
berperan penting bagi siswa untuk menerima,
menyimpan dan mereproduksi kembali tanggapan atau pengertian tentang
materi. Namun tingkatan memori pada siswa itu berbeda, ada yang jangka pendek
maupun panjang. Apabila siswa memiliki memori jangka pendek juga akan
mempersulit untuk mereproduksi kembali materi yang telah mengendap dalam otak. Memori
jangka pendek biasanya siswa belajar menghafal bukan memahami isi materi yang
telah diajarkan oleh guru. Untuk memiliki memori jangka panjang siswa harus
memiliki tips-tips tersendiri. Misalnya, setelah pulang sekolah atau selesai
pembelajaran siswa mempelajari kembali materi yang telah disampaikan oleh guru.
Apabila ada yang tidak paham tanyakan pada siswa lain yang lebih pandai atau
kepada guru yang bersangkutan akan lebih memvalidkan materi yang belum
dimengerti.
Ingatan
juga akan berpengaruh terhadap intelegensi dan keberasilan belajar siswa.
Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk
bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan
secara efisien. Yang menjadi masalah adalah siswa yang memiliki intelegensi
dibawah normal. Ini akan mempengaruhi perolehan hasil belajar. Dengan perolehan
hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau
kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang bermutu
rendah . Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu
pada tempatnya mereka didorong untuk melakukan belajar dibidang keterampilan.
Berbagai masalah internal yang
ada dalam pembelajaran membaca-menulis. Kita sebagai calon guru dapat
menggunakan masalah di atas sebagai acuan atau petokan agar hal demikian tidak
akan terjadi, sebagai seorang guru harus mengetahui kondisi siswanya agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan kondusif dan kreatif. Dengan
pemahaman di atas maka dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar internal
dapat bersifat: Biologis dan Psikologis.
Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut
masalah yang bersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan
dan sebagainya. Sementara hal yang bersifat Psikologis adalah masalah yang
bersifat psikis seperti minat, Intelegensi, motivasi, konsentrasi psikis yang
terwujud emosi dan gangguan psikis.