KRITIK
FILM “SOEKARNO”
Hanung
Bramantyo. Siapa
yang tidak mengenal sosok laki-laki ini? Dia seorang sutradara yang
sangat hebat, ia
menerbitkan film yang bertema perjuang yang kini diambil yaitu kisah masa
perjuangan “Soekarno”. Film Soekarno ini digarap setelah beberapa film lainnya
seperti Ayat-Ayat Cinta dan Perempuan Berkalung Sorban. Film
Soekarno ini dapat menarik hasrat
dan keinginan yang kuat masyarakat untuk menonton film garapan Hanung Bramantyo
ini. Di
satu sisi, niat membuat film tentang Soekarno perlu diapresiasi dalam rangka
menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap sejarah Indonesia, khususnya
generasi muda sekarang, sehingga generasi muda tidak berlawanan dengan sejarah.
Namun perlu dicatat, besarnya tanggung
jawab sutradara mengangkat tema sejarah ini, maka pembuatan film sejarah,
khususnya yang berkaitan dengan tokoh-tokoh bangsa, bukanlah pekerjaan mudah.
Sebab harus mampu secara utuh membuat pengumpamaan karakter tokoh yang
difilmkan. Namun disisi lain, film ini banyak dipenuhi dengan kontroversi.
Film ini menceritakan Soekarno dari
sejak ia kecil yang sering sakit-sakitan. Dengan begitu, nama kecilnya Kusno
dianggap tidak cocok, kemudian diganti dengan nama Soekarno. Keluarganya berharap
menjadi ksatria layaknya tokoh pewayangan - Adipati Karno. Harapan tersebut
terpenuhi, umur 24 tahun Soekarno berhasil mengguncang podium, berteriak: Kita
Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya, dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan
memberontak. Dengan ditayangkan film Soekarno kita dapat mengetahui nama
Soekarno yang sebenarnya serta bangga akan semangat menggeloranya ketika
menjadi seorang orator.
Film Soekarno yang telah beredar
merupakan salah satu contoh film yang tidak mampu menampilkan karakter figur
Soekarno seutuhnya. Hal tersebut dapat dilihat bahwa sutradara kurang mampu
mengangkat sisi ideologisnya Soekarno. Film tersebut juga tidak mengangkat sisi
kerakyatan Soekarno. Padahal kedekatan Soekarno dengan rakyat khususnya rakyat
kecil, hanya beberapa adegan saja yang menunjukan kedekatannya ketika ada salah
satu rakyatnya ditembak oleh Jepang. Terlalu banyak karakter Soekarno yang
tidak ditonjolkan oleh sutradara, karena film Soekarno tidak memperlihatkan
secara penuh pada masa perjuangan dan sutradara lebih menonjolkan sisi pribadi
Soekarno yang suka menikah dan kehidupan keluarganya terlebih mengesampingkan
sisi perjuangan seorang Soekarno yang sebenarnya berguna bagi generasi muda.
Sehingga generasi muda bisa berpendapat bahwa presiden pertama itu tidak layak
menjadi seorang pemimpin yang tidak pantas untuk dicontoh perilakunya.
Menurut saya,
Film ini menyajikan potongan-potongan adegan yang tidak nyambung sehingga sulit
untuk memahami pesan yang disampaikan melalui film ini. Ditilik dari aspek
sejarah, ada banyak kelemahan mendasar dari film ini sehingga tidak pantas
dijadikan referensi untuk pembelajaran sejarah. Dapat dilihat ketika pada
adegan keluarga Soekarno yang tiba-tiba dibawa ke Jakarta, lalu soekarno pergi
ke Surabaya bersama Hatta dan orang yang berpihak kepada Soekarno serta ketika
Heroshima dan Nagasaki dibom itu tidak dijelaskan secara mendetail, sehingga
penonton tidak bisa mengerti sejarah yang sebenarnya dari film tersebut dan
penonton juga tidak mengetahui alur yang digunakan oleh sutradara karena adanya
potongan-potongan adegan tersebut.
Dalam film ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya. Kelebihan Bangkitnya jiwa nasionalisme, Selektif dalam pemilihan
peran, Pengambilan gambar yang bagus sedangkan kekurangan dari film ini
terdapatnya kata bahasa asing yang mempersulit pemahaman penonton dan mengenai
sejarah banyak kekurangan terkait dengan fakta sejarah. Walaupun banyak
kontroversi film tersebut juga ditayangkan dan juga mendapatkan apresiasi namun
juga mendapatkan cemoohan dari pihak-pihak yang mengenal benar sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar